Jumat, 03 September 2010

Sinopsis "Sang Juara"

Setiap tahun, Kabupaten sekarsari mengadakan lomba pidato bahasa Indonesia. Lomba ini cukup bergengsi karena menjadi tempat bersaing wakil-wakil terbaik dari seluruh SMP Negeri 1 Sekarsari. Seleksi untuk memilih wakil lomba pidato yang akan diadakan satu minggu lagi. Yang diperbolehkan mengikuti seleksi adalah siswa kelas 8. Kaka termasuk salah satu peserta itu, ia adalah anak yang terpandai dikelasnya.


Tema pidato sudah ditentukan oleh kabupaten. Kali ini tema berpidatonya adalah tentang “Kerusakan Lingkungan Hidup”.

Kaka mulanya menganggap tema yang sangat gampang, karena ia sudah kenal akrab dengan soal lingkungan hidup, karena salah satu dari orang tuanya bekerja sebagai pegawai Departemen Kehutanan.

Peserta yang mengikuti lomba pidato bahasa Indonesia ini hanya tiga orang, diantaranya yaitu : Kaka, Husni, dan Andang.

Kaka berfikir Husni dan Andang adalah musuh yang gampang dalam pidato tersebut, karena Husni hanyalah ringking 2 dikelasnya , dan Andang pun terlalu pintar karena tidak pernah masuk dalam lima besar dikelasnya. Satu-satunya prestasi Andang hanyalah juara tiga mengarang di kabupaten. Kaka merasa lega, baginya sudah jelas siapa nanti yang akan menjadi wakil sekolah, makanya ia merasa santai-santai saja.

Sebaliknya, Husni beberapa kali terlihat sibuk membolak-balik buku-buku di perpustakaan sekolah pada jam-jam istirahat. Andang bahkan sudah mempersiapkan bahan pidatosejak mendaftarkan diri sebagai peserta seleksi. Malahan hamper setiap hari Andang terlihat membaca di perpustakaan.

Kaka tahu semua itu. Tetapi ia tetap tenang-tenang saja. Menurutnya, wajar kalau Husni lebih giat mempersiapkan bahan pidato, apalagi Andang. Karena, mereka akan bersaing dengan juara kelas.

Tak terasa waktu persiapan menuliskan bahan pidato untuk besok pagi. Tetapi, sudah dua puluh lima menit, Kaka tak satu kalimat pun berhasil ditulisnya. Kaka pun gelisah. Ia lalu Tanya kepada orang tuanya apa yang akan dia tulis untuk pidato esok tetang kerusakan lingkungan hidup.

Orang tuanya pun memberi ide tentang reboisasi. Kaka pun langsung menulis tetang reboisasi. Akan tetapi ia kurang mantap dengan kalimat apa yang ia tulis. Berkali-kali ia sobek halaman buku tulisnya. Kaka pun mulai tidak tenang.

Lagi-lagi ia merasa bahwa dirinya lebih maksimal dibandingkan dengan Husni dan Andang, Kaka pun tidak menulis sama sekali bahan yang akan dibacakan pada saat pidato besok. Ia pun langsung beranjak di tempat tidur dan langsung saja ia tidur agar tidak kesiangan besok.

Keesokan harinya, siswa yang tertarik melihat seleksi lomba sudah banyak berkumpul di aula sekolah. Guru-guru juga banyak yang hadir. Seleksi pemilihan calon wakil sekolah untuk mengikuti lomba pidato tingkat kabupaten pun dimulai.

Seorang guru maju member sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan pengundian nomor urut peserta seleksi. Yang pertama tampil adalah Husni, kemudian Andang, dan yang terakhir adalah Kaka.

Kaka tersenyum bangga. Ia merasa mendapat kehormatan ditempatkan sebagai penutup. Menurutnya, yang terbaik selalu ditampilkan belakangan.

Ketika nama Husni dipanggil untuk menuju kepodium, semua penonton tenang. Husni membawakan pidatonya dengan baik meskipun tidak terlalu lancar. Penonton bertepuk dengan riuh. Guru-guru terlihat puas. Kaka terlihat agak terkejut juga, ternyata Husni bias pidato seperti itu. Diam-diam Kaka mengakui bahwa pidato Husni bagus. Kaka merasa cemas. Kaka mencoba menenangkan dirinya. Kan masih ada Andang. Dia pasti kacau sekali, pikir Kaka.

Sejak Andang maju kepodium, Kaka sudah tersenyum-senyum membayangkan Andang akan gemeteran dan gugup di podium. Andang pasti kebingungan.

Akan tetapi, yang dibayangkan Kaka tak kunjung terjadi. Bahkan guru-guru yang tampak serius menyimak pidato Andang. Mau tidak mau, Kaka harus ikut memperhatikan juga.

Ternyata dipodium, Andang berpidato dengan sangat lancer. Suaranya langsung lantang dan jelas.Isi pidatonyaa juga bagus. Kelihatan sekali Andang memahami soal Kerusakan Lingkungan Hidup.

Sekarang Kaka benar-benar merasa cemas. Bisakah ia berpidato lebih bagus dibandingkan Husni dan Andang ? Kepalanya pun mulai merasa pusing, Jantung kaka berdegup kencang. Bahkan ketika namanya dipanggil, Kaka merasa tubuhnya gemetaran.

Dipodium, Kaka bertambah gugup. Suaranya seolah-olah tercekat di kerongkongan. Kaka hanya bias diam melihat teman-temannya dan para guru yang lain tampak penasaran menunggu pidatonya.

Kaka benar-benar tidak tahu apa yang akan ia bicarakan. Perlahan matanya mengeluarkan air mata. Wajahnya pucat.

Guru yang bertugas sebagai pembawa acara maju dan mendekati Kaka. Kemudian guru pembawa acarapun mengumumkan kepada seluruh penonton Lomba Pidato Bahsa Indonesia, bahwa Kaka tidak bias melanjutkan pidatonya kerena Kaka kondisinya sedang tidak sehat.

Tak lama kemudian, seorang guru maju dan mengumumkan untuk mengumumkan siswa yang berhak mewakili sekolah untuk mengikuti lomba Pidato. Siswa itu adalah Andang.

Keluar dari ruangan Aula , Kaka langsung menuju kelasnya dan duduk diam di bangkunya. Kaka benar-benar merasa malu, bukan hanya karena kalah dari Andang. Tetapi lebih-lebih karena ia telah terlalu meremehkan Andang.

Hasil laporan keadaan perpustakaan Widya Pustaka

Pada hari Kamis, 15 Juli 2010 kami siswa – siswi kelas VIIIA SMP Negeri 3 Pati mendapat tugas Bahasa Indonesia oleh Bapak Nyamat untuk melakukan pengamatan terhadap Perpustakaan “Widya Pustaka”.


Latar belakang dan tujuan kami mengadakan pengamatan adalah untuk mengamati kondisi Perpustakaan “Widya Pustaka”.

Salah satunya kita bisa mengetahui siapa saja petugas perpustakaan “Widya Pustaka”, antaranya ada :

Bapak Eko Suharyono, Ibu Siskanira, dan Ibu Yuniati.

Kita bisa melihat peraturan yang ada diperpustakaan “Widya Pustaka”, dari pertama kita masuk kita harus melepas sepatu, kita juga harus menulis kartu kunjungan perpustakaan “Widya Pustaka”.

Selain itu kita bisa melihat apa saja yang tersedia di perpustakaan “Widya Pustaka”, contohnya : Buku pelajaran dari kelas VII – IX, majalah, cerita fiksi atau non fiksi, koran, karya tulis, kamus, peta,komik, buku kesenian atau olahraga, globe, dan tak lupa juga kita bisa melihat piala kejuaraan Perpustakaan tingkat SMP.

Anggota SMP Negeri 3 Pati pun banyak yang mengunjungi perpustakaan tersebut. Ada guru sebanyak 60 orang, karyawan 20 orang, dan siswa 623 orang di SMP Negeri 3 Pati

Perpustakaan “Widya Pustaka”. Kebersihannya cukup baik. Buku-buku yang tersediapun sudah mencukupi. Namun, buku-buku tersebut kurang tertata dengan rapi. Banyak juga buku – buku yang sudah rusak, ada juga halamannya yang hilang . Dan banyak juga tempat-tempat buku yang tidak sesuai dengan judul. Meja kursi sudah tercukupi, namun kurang baik, banyak yang berdebu.

Alangkah lebih baik semua itu diperhatikan, supaya siswa bisa merasakannya dengan nyaman.

Demikian laporan yang saya buat. Atas perhatiannya teman – teman saya ucapkan terima kasih